METTA MINI'S SHOP

METTA MINI'S SHOP

Senin, 23 Juli 2012

Tulipilia (The Short Story about Fantasy)

Mengapa nasibku begini? Tiap hari harus bekerja di ladang bunga, mengumpulkan madu. Tapi tak semua madu yang kukumpulkan bisa aku nikmati!”

Sebut saja namaku Bunga (memang namaku Bunga kok, bukannya nama samaran korban kejahatan). Aku seekor lebah. Setiap harinya aku selalu mengumpulkan madu bersama orang tuaku. Dari pagi hingga petang, kami mengumpulkan madu. Paling hanya waktu makan siang kami bisa beristirahat, selanjutnya hanya kerja.. kerja.. dan kerja.. Kehidupan seperti ini memang sudah aku jalani sejak kecil, sejak terjadi pembagian kasta di Negeri Tulipilia! Masyarakat terbagi ke dalam dua kasta, Kasta Alia dan Kasta Srane. Memang nasib sudah bekata begini, keluargaku tergolong ke dalam Kasta Srane. Kasta srane adalah kasta di mana lebah-lebah pekerja termasuk, sedangkan kasta Alia adalah kasta dimana lebah-lebah keturunan bangsawan dan yang menduduki tempat di pemerintah berada. Madu yang telah dikumpulkan olehku dan orang tuaku harus dikumpulkan pada petugas-petugas dari Kasta Alia. Semuanya! Tapi pengecualian kalau kebetulan penjaga yang sedang bertugas itu baik, mereka akan menyisihkan sebagian madu itu dan akan memberikannya untuk Kasta Srane. Memang tidak adil! Tapi memang sudah nasib suratan takdir, lah, kok aku jadi galau gini?
Madu yang didapatkan dari petugas-petugas itu hanya sedikit. Jadi harus makan apa donk? Ya, aku dan keluargaku harus makan daun! Bayangin coba, sejak kapan lebah makan daun? Dikira ulet kali..  Tapi sejak Kasta Alia mulai berkuasa,tak ada yang tak mungkin. Kami harus bekerja mati-matian, makan daun, dan hidup sederhana.
Suatu hari ketika aku sedang beristirahat di rumahku yang sederhana, aku mendapatkan surat undangan dari pemerintah. Tau ga isinya apa? Perayaan Bunga Seroja bakal diadain seminggu lagi. Biasa aja sih.. tapi yang ini BEDA! Di Perayaan Bunga Seroja kali ini, pangeran Negeri Tulipilia akan mencari pasangan.
“Ahh..pengen ikut deh.. Tapi buat apa juga ahh.. cape.. ga punya baju bagus lagi.Dulu aja nih, waktu Perayaan Bunga Seroja tahun lalu, gua cuman jadi pajangan di festival itu.. Di sapa aja udh untung kali. Dan gua cuman ngobrol sama temen –temen cewe gua, dikira lesbiola nanti gua! Lebih baik engga deh.” desah Bunga.
Ia buang surat undangan itu ke lantai. Dan terbang ke ladang bunga untuk bergantian dengan ibunya beristirahat. Ketika ibunya pulang, ia melihat surat undangan yang jatuh itu. Lalu ibu bergegas mencari gaun peninggalan nenek, ibu berpikir sudah saatnya Bunga memakai gaun ini,ia sudah dewasa.  Petang mulai menyingsing dan Bunga kembali ke rumahnya,
“Aku pulang!~”
“Halo sayang, ibu punya sesuatu untukmu”
“Apa bu? Madu? Wahhh, sudah cape ada makanan. Manteb deh!’
“Bukan, kamu ini pikirannya makanan melulu! Sini ibu punya gaun peninggalan nenekmu”
“Wah,, tumben-tumbenan ibu kasih gaun ke Bunga? Emangnya ada apa?”
“Kan seminggu lagi Festival Bunga Seroja akan dilaksanakan. Pergilah dengan menggunakan gaun ini.”
“Ahh.. males ahh,, ga mau. Mending ibu simpen aja deh gaunnya.”
“Jangan begitu, kamu kan sudah cukup dewasa untuk memiliki pasangan. Pergilah , siapa tau ada pasangan yang cocok untukmu.”
“Ngapain aku cari jodoh di Festival itu. Toh, kata pepatah jodoh itu datang sendiri kan?”
“Ahh,, ga gitu.. Kalo ga dicari kapan dapetnya. Yang penting kamu jangan ngobrol mulu sama temen-temen perempuan kamu. Kalau kayak begitu siapa juga laki-laki yang mau ngedeketin kamu?”
“Ahh.. ibu.. Oke deh aku ikut. Tapi ga janji ya bakal bawa menantu buat ibu,” kata Bunga sambil merekahkan senyum manjanya kepada ibunya.
Bunga masuk ke kamar sambil membawa gaun peninggalan neneknya itu.Gaun itu memang tak terlalu mewah. Gaun berwarna pink dihiasi ornament bunga berwarna merah tua di sekitar pinggang, dihiasi renda indah di bawah gaunnya. Sederhana, tapi menarik. Masih bagus lagi!
“hmm.. bagus juga gaunnya.. selera nenek lumayan juga.. tapi kenapa sih ibu harus maksa aku dateng. Emang sih aku pengen ikut.. banyak cowok ganteng. Tapi kalo nggak ada yang ngelirik yah percuma.. Lagipula males banget ketemu anak-anak dari kasta Alia.Udah sombong, banyak gaya, alay, hidup lagi! Ahh tapi demi ibu, gua pergi deh.. “
Sejenak Bunga melayangkan pandangannya ke ujung tumit kakinya. Ia melihat pecahan-pecahan kulitnya. Kering karena terkena cahaya matahari. Lalu ia mulai teringat kembali bagaimana kerja keras lebah-lebah dari Kasta Srane,dari yang muda sampai giginya tinggal dua. Loh? Kok lebah punya gigi. Maksudnya sampai yang tua. Mereka berusaha keras mendapatkan madu, karena apabila mereka tak memberikan madu sesuai yang di tetepkan oleh Kasta Alia mereka akan dihukum. Pemandangan seperti ini, ga jauh beda kali ya pas Bangsa Indonesia di jajah sama Jepang. Kerja Romusa. Dan tiba-tiba sebuah ide muncul di kepala Bunga!
“Gua tau sekarang gua mesti ngapain. Hahahah.. Gua bakal pergi ke Festival Bunga Seroja. Gua bakal ngaku berasal dari Negeri Krisanea, anak dari saudagar kaya di sana. Gua ke Festival ini karena penasaran doank. Gua bakal ngedeketin si pangeran.. Bagian ini si yang gua ga suka!Abis si pangeran itu berasal dari kasta Alia, pasti sejenis deh ama temen-temennya yang lain. Tapi nggak apa apa deh. Nah ini ide cemerlang gua. Setelah si pangeran suka ke gua.. Ahh Ya tuhan,,semoga si pangeran kesurupan terus milih gua. Hahahha.. Setelah itu, gua akan pengaruhin dia, supaya dia bisa menghapuskan perbedaan Kasta di Negeri Tulipilia. Gua bakal paksa dia bujuk babehnya buat lakuin itu semua. Udah beres semuanya, gua bakal tinggalin tuh pangeran. Dan hidup seperti biasa lagi. Ganteng banget ga tuh ide gua? Hahahha.. “
Setelah terpikir idenya itu, Bunga mulai mempercantik dirinya. Mulai dari pake sun block, supaya ga item. Nah lu katanya Kasta Srane hidupnya sederhana, tapi kok pake sunblock? Bukan sunblock beneran chuy, tapi sunblock dari bahan alami, mau tau? Rahasia ah. Semua dilakuin, sampai mandi bunga! Bunga pun rajin mencari-cari info untuk mempercantik tubuh. Tanpa disengaja ketika ia  membaca buku-bukunya dirumah, ia menemukan sebuah buku kuno dalam lemarinya.
“Wih? Ngapain ada buku kuno disini?”
Bunga pun mulai membuka halaman buku itu satu per satu. Di halaman pertama tertulis :
“Jangan membuka halaman kedua! Aku pernah mencobanya, dan aku harus mengorbankan nyawaku untuk bisa memulihkan segalanya..”
Bunga tak berani membuka lembaran kedua, ia lempar buku itu ke arah sudut kamar. Tak lama terdengar suara bisikan kecil penuh arti. Penuh misteri. Sangat misterius. Namun menarik perhatian.
“Kemari… datanglah.. bukalah halaman selanjutnya.. dan kau akan mengubah dunia ini.. kau bisa mengubah nasibmu.. datanglah..”
“Tidak bunga! Kau tak boleh membuka buku itu!” Bunga meyakinkan hatinya, terus meyakinkan hatinya. Namun suara itu semakin merasuk kedalam pikirannya, membuat hatinya bimbang juga perasaannya. Sebersit perasaan muncul.
“Bukankah tak apa kalau aku hanya membuka? Memang apa yang ada didalamnya? Tapi kalau aku membukanya mungkin aku akan kehilangan nyawa seperti orang yang pernah membuka buku ini.. Tapi.. aku bisa mengubah nasibku seperti yang bisikan itu bilang! Apa salahnya!? Bukankah itu semakin membuatku lebih mudah melakukan segala rencanaku? Hilang nyawa? Siapa yang percaya?”
Akhirnya Bunga mencoba mengambil buku itu. Semakin dirinya mendekat, semakin pula bisikkan itu terngiang-ngiang di seluruh sudut ruangan.
“Kemarilah.. Datang dan bukalah..”
“Kemarilah.. Datang dan bukalah..”
Tak terasa jemari-jemari tangan Bunga yang kecil sudah memegang buku misterius itu. Buku dengan sampul coklat tua unik yang penuh bekas telapak tangan dan debu. Dibukanyalah halaman pertama buku itu. Tulisan peringatan orang itu masih tertulis jelas pada kertas tua itu. Ketika hendak dibukanya halaman kedua, tiba-tiba sebersit cahaya penuh kekuatan magis keluar dari tepi halaman buku itu.
***
Langit hari itu tiba-tiba berubah menjadi kelam, sangat kelam. Angin bertiup kencang, bahkan terlalu kencang sampai rumah Pak Usmad yang terkenal paling kuat pun roboh. Tiba-tiba cahaya ungu bercampur kelabu merebak diseluruh langit negeri Tulipilia. Perlahan-lahan seluruh negeri mulai berubah, padang bunga berganti menjadi bangunan-bangunan indah, istana bunga milik kasta Alia berubah menjadi istana megah yang hebat, rumah-rumah milik kasta Srane berubah menjadi gubuk-gubuk kecil sederhana, dan seluruh lebah yang ada di Negeri Tulipilia berubah menjadi manusia!
***
Bunga sangat terkejut melihat segala perubahan itu! Dan yang lebih membuat dirinya kaget adalah sosok yang tiba-tiba ada di depan dirinya! Iya punya sayap seperti lebah, tapi punya muka dan jemari tangan seperti manusia, dan kulit kuning bergaris-garis hitam, bunga ga tau harus nyebut sosok itu apa. Lebah bukan. Manusia bukan. Manusia setengah lebah? Emangnya manusia setengah salmon? Buku karya si Raditya Dika!?
“Kamu siapa!? Kenapa aku bisa berubah seperti ini? Bukan kamu kan yang membuat semuanya seperti ini?”
“Hahahaha.. Tak perlu terkejut seperti itu! Namaku Bee. Buku itu yang membuat semuanya berubah, tapi tak perlu khawatir seluruh negeri tak akan tahu bahwa mereka berubah dan bahwa mereka adalah seekor lebah. Cuman dirimu yang tahu. Tapi kalau kau memberitahu mereka bahwa mereka adalah lebah, seluruh negeri Tulipilia akan hancur! Mengerti?”
“Jadi siapa sebenarnya dirimu?”
“Bawel banget sih. Kamu ga perlu tahu siapa aku, yang mesti kamu tahu, aku bisa bantu kamu ngedeketin pangeran Kasta Alia, pangeran siapa namanya?”
“Masa? Emang apa kemampuanmu? Kalo kamu ga mau kasih tau aku siapa sebenarnya diirmu, kamu juga ga perlu tahu siapa nama pangeran itu!”
Menyebalkan sekali lebah betina ini! Udah bagus aku mau ngebantuin!
“Aku juga adalah seekor lebah, tapi dahulu karena ada lebah lain yang memfitnahku, aku dikucilkan dari desa dan akhirnya aku harus dikurung dalam buku itu selama puluhan tahun lamanya. Aku punya banyak kemampuan! Kamu Bunga, seorang gadis dari kasta Srane, kamu sedang mencoba menyusun rencana untuk emmbebaskan kata srane dari penderitaan dengan mendekati si pangeran dari kasta Alia, benarkan? Ya jadi siapa nama pangeran itu?”
Bunga pun terkejut mendengar penjelasan Bee! Iya tahu siapa diri Bunga sebenarnya dan rencana yang bunga telah susun!!
“Masa lalumu begitu menyedihkan, lalu apa yang membuatmu bisa berubah menjadi setengah lebah dan manusia begini? Oh yah, nama pangeran itu, Mahmud.”
“Sudahlah aku tak mau membahas lagi tentang masa laluku, terlalu sedih untuk diceritakan. Oleh karena itu aku ingin membantumu agar aku bisa kembali normal dan membuktikan bahwa fitnahan dari mereka itu salah. Hanya kamu yang dapat melihat diriku, tapi apabila kamu memberitahu keberadaanku sekarang, aku akan lenyap dan tak ada satupun yang dapat menolongku. Maukah kau membantuku? Aku janji, aku akan menolongmu mendapatkan Pangeran Mah.. mahh apa itu? Mahmud!?”
Ya ampun pikir Bee, nama pangeran kok Mahmud! Biasa kan nama pangeran keren-keren, Ashley lah, Auron lah.. Mahmud?
***
Tujuh hari ternyata bukanlah waktu yang lama. Perayaan Bunga Seroja pun dimulai. Terompet sudah berbunyi dimana-mana, bendera-bendera kasta Alia sudah banyak berdiri di sudut-sudut bangunan, lampu-lampu indah telah dipasang di sepanjang jalan, dan Bunga telah siap dengan semua rencanya. Hari itu ia memakai gaun neneknya, sungguh indah! Dan Bunga tampak sangat cantik menawan! Tapi tak mengerti mengapa Bee sangat tak suka dengan baju itu.
“Kamu kelihatan tua banget pake baju itu!”
“ahh.. suka suka! Kok jadi kamu yang protes!”
Dalam hati Bee berpikir, “ya ampuunn! Anak itu benar-benar menyebalkan ia sangat berbeda dengan seseorang yang pernah ku kenal dahulu.”
“Eh Bee! Jangan melamun saja, ayo cepat kita pergi keluar dan mencari pangeran!”
Mencari pangeran memang bukan hal yang mudah, tak semudah menarik madu dari bunga! Pangeran sangat suit ditemukan, bahkan sampai Bee dan Bunga lelah berjalan.
“Kemana sih tuh pangeran! Dicari-cari ga ketemu juga, emangnya kita lagi main petak sumput apa?” kata Bunga kesal.
“Jangan nyerah donk, katanya mau ngubah nasib! Kok gini ajah ngomel? Kalo mau cepet yah pake pelet ajah sekalian!”
“Enak aja! Aku ga mau pake yang begituan! Ya sudah ayo kita cari lagi!”
Bunga terus berjalan demi menemui sang pangeran, karena terlalu terburu-buru ia berjalan, tak sengaja kakinya tersandung sebuah batu yang ada didepannya. Tubuhnya terhempas! Bee tak mampu menarik Bunga. Namun seseorang berhasil menahan Bunga agar tidak terjatuh. Bunga jatuh kedalam pelukan laki-laki tersebut. Tubuhnya tinggi besar sangat mengisyaratkan bahwa ia laki-laki yang kuat. Meski begitu sentuhan jemari tanganya begitu lembut dan menenangkan hati. Bunga langsung memalingkan wajahnya pada sesosok manusia yang telah membuat jantungnya berdebar-debar itu.
“Pangeran!?”
 “Kau baik-baik saja?”
Bunga sangat terkejut dan cepat-cepat melepaskan dirinya dari pelukan sang pangeran.
      “Maafkan saya pangeran. Saya sangat ceroboh tak melihat batu itu. Perkenalkan saya Bunga, dari negeri Krisanea. Terimakasih karena anda telah membantu saya.”
      “Tidak apa-apa. Nama saya Mahmud.”
      Pangeran melontarkan senyum khasnya. Ya! Bunga sadar bahwa pangeran kasta Alia sangat berbeda, ia jauh sekali dari anggapan Bunga selama ini. Dia tidak sombong sama sekali, dia tidak sok gaya sama sekali, dan yang pasti dia sangat tampan! Oops, Bunga! Kembali ke rencana awal, rencana awal!
      “Nama yang sangat indah pangeran. Kalau begitu bolehkah saya mengundang anda makan disebuah restoran besar di ujung jalan  ini untuk membalas kebaikanmu?”
      “Tak perlu repot-repot. Terimakasih.”
      “Ayolah, tak ada salahnya pengeran menerima balas budiku?”
      “Baiklah, kalo itu yang kamu inginkan. Bagaimana kalo kedai di sebelah kita saja?”
      “Oke.” tak kusangka pangeran sesederhana ini pikir Bunga.
***
Bunga langsung berbisik kepada Bee, “Ya sekarang kemampuanmu diuji, kalo kamu memang hebat. Sekarang kamu pergi ke kedai itu dan sediakan aku tempat makan yang paling romantis dengan menu makanan di kedai itu.”
Oke, oke.”
Bee memang kesal disuruh-suruh seperti itu, namun demi membuktikan kemampuannya ia melakukan segala yang diminta Bunga. Dan Bee benar-benar hebat! Dalam waktu sekejap sudah ada meja makan dengan dua lilin putih menyala dan seorang pelayan yang telah siap melayani Bunga dan pangeran. Sambil menikmati makanan dan minuman yang dihidangkan, percakapan ringan terjadi.
“Maaf kalau pertanyaan saya lancing. Tapi, mengapa pangeran terhormat sepertimu berjalan-jalan ditengah keramaian orang ramai dengan pakaian sederhana? Bukankah hari ini adalah harimu? Perayaan besar Bunga Seroja yang seharusnya kau nikmatin? Mengapa termenung sendiri seperti itu?”
“Sebetulnya aku pergi dari istana tempat kediamanku. Aku terlalu jenuh setelah sepanjang hidupku terus berada disana. Lalu setelah ayahku memaksaku untuk menikahi seorang gadis bangsawan negeri ini, aku semakin merasa tertekan. Gadis itu memang baik, tapi aku tak menyukainya.”
Sang pangeran tak tahu apa yang menyebabkan kata-kata itu terlontar begitu saja dari mulutnya. Pangeran merasa sudah sangat dekat dengan Bunga. Sesaat sorot mata mereka berdua bertemu, dan perasaan yang sangat dalam tiba-tiba merasuki relung hati mereka kedua, dan tiba tiba Bunga kembali sadar! Rencana awal!
“Malang sekali nasibmu pangeran. Sungguh sulit memang memaksakan yang bukan kehendak hati kita. Tapi pasti sungguh sangat mudah bagimu mendapatkan wanita lain yang cocok menjadi pasangan hidupmu.”
“Kau bisa saja, tak semudah yang kau pikirkan loh! Seleraku tinggi!”
Mereka tertawa bersama. Pertemuan tak sengaja itu memang membuat rencana Bunga semakin terlaksana dengan mudah.
“Bagaimana kalo besok aku yang gantian mentraktirmu disini, Bunga?”
“Haruskah aku berdandan dan berpakaian secantik mungkin besok?”
“Sepertinya tanpa itu pun kau sudah terlihat sangat cantik? Perayaan Bunga Seroja masih enam hari lagi. Selama itu aku ingin engkau menemaniku utnuk menikmati kemeriahan festival ini.”
“Baik, tuanku.”
“Panggil saja aku Mahmud.”
***
Sesampainya Bunga dan Bee di rumah, berkatalah Bunga
“Sepertinya aku tak perlu lagi meragukan kemampuanmu. Kau sangat membantuku dalam melaksanakan segala rencana ini. Sebetulnya, aku sedikit bingung, mengapa kau terlalu baik padaku. Kalau begitu apa yang kau minta dariku sebagai imbalan dari segala yang kau berikan?”
“Kan udah aku bilang dari awal. Aku cuman ingin agar aku bisa meyakinkan semua orang agar fitnah yang pernah diberikan kepadaku itu salah. Sudahlah aku ikhlas. Tapi, ada satu yang ingin ku pinta. Bolehkah selama enam hari kedepan aku berjalan-jalan sendiri? Seandainya kau perlu apa-apa tiuplah peluit ini. Aku akan datang dan akan membantumu.”
“Oke baik. Tapi sebelumnya aku ingin meminta tolong padamu! Aku minta enam gaun berbeda sekarang, agar nanti aku tak pelu menganggu jalan-jalanmu!”
“Gampang! Bisa diatur!”
***
Hari itu benar saja, pangeran telah menunggunya dikedai tempat mereka pertama kali berbincang-bincang. Pangeran tampil lebih tampan dengan jas hitm kulit yang dipakainya dan rambut sedikit tak teratur diatas kepalanya. Namun yang paling berbeda adalah wajahnya, hari ini tampak jauh lebih ceria! Pangeran tak tahu mengapa semuanya bisa terjadi begitu cepat, ia tahu bahwa ia baru pertama kali bertemu dengan Bunga. Namun, mengapa terasa begitu berbeda. Bunga berbeda dari semua perempuan yang telah ia temui. Dan saat itu terlambat untuk menyadari bahwa pangeran telah jatuh cinta pada Bunga.
Selama enam hari itu mereka menjelajahi kota bersama, bermain bersama, dan mengenal satu sama lain lebih dekat. Pada hari terakhir perayaan festival bunga seroja..
“Enam hari ini terasa begitu cepat.”
“Apalagi kalau kau terus menghabiskan waktumu denganku, pangeran.”
“Panggil aku Mahmud”
“Iya, Mahmud. Hahaha”
“Kalau aku boleh tahu, dimana ayah dan ibumu?”
“Mereka masih di negeri Krisanea. Ada sesuatu yang aku ingin tanyakan padamu.”
      “soal apa itu?”
      “Sudah lama aku melihat penderitaan Kasta Srane di negeri Tulipilia. Bukankah sebaiknya kalo segala perbedaan kasta itu dihapuskan?”
      “Aku pun menyadari hal itu. Tapi ayah sangat sulit dibujuk, ayah menganggap dengan diberlakukannya sistem ini membuat negeri Tulipilia akan tetap sejahtera.”
      “Tapi kau tak tahu betapa menderitanya kami!”
      “Kami? Bukankah kau berasal dari negeri Krisanea?”
      “Maaf maksudku mereka.”
      “Tapi aku tetap tak bisa berbuat apa-apa. Pimpinan kerajaan masih ada ditangan Ayahku. Apalagi akhir-akhir ini ayahku sedang bingung mengurusi kasus kematian yang janggal di negeri tulipilia.”
      “Jangan mengalihkan pembicaraanku.”
      “Aku tak bermaksud mengalihkan. Jadi kau ingin aku melakukan apa?”
      “Cobalah bicara pada Ayahmu. Mungkin untuk kedua kalinya kau bicara ia akan mengerti.”
      “Baiklah aku akan mencobanya untukmu.”
      “Terimakasih, pengeran”
***
Akhirnya malam itu Mahmud pulang ke istana menemui Ayahnya. Memang sudah lama ia ingin mengatakan keengganannya tentang perbedaan kasta di Negeri Tulipilia. Namun Ayah sangat sulit di mengerti, mengapa masih bersikeras mempertahankan sistem itu.
“Ayah, bolehkah aku bicara denganmu sebentar saja?”
“Katakanlah apa yang hendak kau tanyakan?”
“Sebetulnya aku sudah lama ingin mnegusulkan hal ini padamu. Setelah enam hari aku berjalan-jalan di Perayaaan Festival Bunga Seroja, aku melihat perbedaan yang begitu mencolok antara Kasta Alia dan Srane. Mereka terpisah begitu jauh dan sangat terlihat sekali perbedaan status social diantara dua kasta itu. Tak hanya itu sudah begitu lama Kasta Srane mengalami penderitaan karena harus bekerja untuk kita. Bukankah lebih baik kita hapuskan perbedaan kasta ini?
“Sudah berapa kali ayah bilang bahwa perbedaan kasta itu tak bisa dihapuskan.”
“Tapi mengapa yah? Mereka sudah cukup menderita, sampai-sampai orang dari Negeri lain tahu bagaimana penderitaan mereka!”
“Siapa orang itu?”
“Dia adalah seorang putri, bernama Bunga dari negeri Krisanea.”
“Panggil ia menghadap Ayah besok.”
“Ayah mau berbuat apa? Bukankah aku hanya mengungkapkan usulku?”
“Tidak, Ayah hanya ingin bertemu.”
***
Keesokan harinya Mahmud bertemu Bunga ditempat biasa. Hari itu Bunga begitu antusias ingin mengetahui apakah Mahmud berhasil atau tidak.
“Bagaimana menurut Ayahmu?”
“Ayah terlalu sulit untuk dibujuk.”
“Lalu?” Begitu sulit Bunga menutupi nada kecewa dalam kata-katanya itu.
“Ayah ingin bertemu denganmu.”
“Apa? Bagaimana bisa?”
“Pergilah saja. Ayah hanya ingin bertemu. Anggap sajalah aku ingin memperkenalkanmu pada calom mertuamu.”
“Mertua?”
“Ya, mertua”
“……”
Bunga pun tak mampu berkata apa-apa, mengapa semua rencananya menjadi kacau begini! Pangeran tak mampu membujuk Ayahnya, Ayahnya meminta ku datang, dan apa katanya tadi, MERTUA? Oke, karena sudah terlanjur basah aku akan menemui Ayahnya untuk dapat menegakkan hak kaumku, aku sudah menderita hidup seperti ini. Tapi jadi mertua? Tak mungkin, aku hanya memperalat pangeran untuk bisa merubah keadaan. Aku tau ia sangat baik, aku pun tau aku menyukainya, tapi tidak aku tak akan mencintainya. Apalagi menjadi menantu dari bekas kaum Alia nantinya. Apa itu? Sudah banyak luka dan dendam yang ditorehkan mereka di hati kaum Srane.
“Baiklah, antarkan aku menghadap Ayahmu.”
***
“Ayah, perkenalkan ini Bunga.”
“Hormat kepada Baginda”
“Selamat datang. Mari kita duduk diruang keluarga. Pelayan siapkan minum untuk putri bunga”
“Tak perlu repot-repot Baginda. Langsung saja kepokok permasalahan yang ingin anda bicarakan.”
“Oke, baiklah. Apa alasanmu mencampuri urusan negeriku?”
“Ayah!?”
“Aku merasa iba melihat semua penderitaan mereka! Mengapa anda membiarkan sistem ini tetap berlaku? Tak punya hatikah anda melihat derita mereka?” kata Bunga tegas sedikit bercampur marah.
“Sebenarnya siapa dirimu? Siapa nama orang tuamu? Kalau kau benar seorang anak bangsawan dari Negeri Krisanea aku pasti mengenalnya”
Aku harus jawab apa? Kalo aku menyebutkan nama orang tuaku yang asli. Pasti baginda mengetahuinya, nenekku cukup terkenal dahulu. Lalu, apabila aku berbohong, raja pun pasti mengetahuinya. Aku harus memanggil Bee, ia pasti tahu apa yang harus aku lakukan.
Bunga meniup peluit yang diberikan Bee. Tiba-tiba awan gelap menyelubungi seluruh istana! Tubuh Bee masuk kedalam tubuh Bunga! Dan sekarang Bunga ada di bawah kendali Bee!
“Sudah berpuluh-puluh tahun lamanya aku menantikan saat-saat seperti ini! Saat dimana aku bisa mewujudkan impianku menjadi manusia yang sesugguhnya! Hahahaha! Dan membumihanguskan seluruh Negeri Tulipilia”
“Mahmud! Cepat pergi!”
“Tidak Ayah aku tidak akan meninggalkanmu dalam keadaan seperti ini.”
“Ayah bilang pergi!”
“tidak semudah itu tua Bangka! Kau harus melihat bagaimana jiwa anakmu akan ku hisap! Karena anakmulah satu-satunya yang mempunya kekuatan jiwa yang lebih banyak dari yang lainnya! Dan akan membuatku menjadi manusia seutuhnya! Hahhahah”
“Tidak! Kau tak akan bisa melakukannya! Anakku tak akan menjadi korbanmu!”
“Tutp mulutmu! Dulu kakek anakmu itu pernah membuatku menderita karena telah mengurungku sidalam buku itu selama berpuluh-puluh tahun! Kau mengerti?”
“Itu salahmu karena kau terlalu egois! Kau ingin mengorbankan naywa seluruh negeri demi terwujudnya impianmu!”
“Buat apa aku menyayangi negeri ini karena kenyataan negeri ini tak pernah menghargai kehadiranku! Dari kecil aku selalu dikucilkan dan dipandang rendah, sampai besar pun akan tetap begitu.”
Dengan cepat pangeran mengambil pedang sakti peninggalan kakek yang diwariskan kepadanya. Namun terlambat, tangan Bee sudah lebih dulu mencengkram leher pangeran.Pedang pun terhempas dari tangannya. Perlahan-lahan kesaran pangeran mulai berkurang. Tapi berbeda dengan kesadaran Bunga! Tiba-tiba hatinya mulai berkata, Pangeran bertahanlah! Kau tak bleh mati! Saat itu Bunga baru sadar bahwa ternyata dirinya mencintai sang pangeran, terlalu sulit membohongi harti kecilnya! Iya berusaha keras agar mulutnya berada dibawah kendali kesadarannya. Sangat sulit! Sulit! Melihat kekuatan Bee yang begitu besar! Namun kekuatan cinta memnag ajaib
“Paaa… ngee..raaan.. aku tahuu.. aku telah memperalat dirimu untuk men.. da.. patkan apa yang akuu ingin..kan.. Namun apaabi…laa.. aku tak bisa melenyapkan Bee, bukan kamu saja yang mungkin tidak ada.. tapi seluruh negeri Tulipilia.. Tapi sekarang aku sadar.. aku sangat mencintaimu..”
Perlahan Bunga berusaha mengarahkan tangannya ke arah pedang yang terjatuh itu.
“Tidak, tidak Bunga! kau tak boleh melakukannya! Kau harus tetap ada dalam kendaliku!”
“Tidak Bee, aku tahu kau menderita, Tapi bukan ini pula caranya agar kau bisa membalas dendam kepada semua negeri.”
“Kau harus tetap ada dalam kendaliku! Jangan macam-macam! Aku membutuhkan tubuhmu untuk menghisap jiwa pangeran!!”
Tangan bunga semakin dekat dengan pedang itu, dengan sisa kekuatan yang dimilikinya Bunga mengambil pedang itu dan menusukkannya ke dalam tubuhnya. Namun sebelum sempat tepat tertusuk, Bee berusaha keluar dari tubuh Bunga. Tubuh Bunga yang tenaganya sudah terkuras habis, jatuh tak sadarkan diri.
Pangeran yang ada dibatas-batas kemampuannya meraih pedang yang jatuh dan mencoba melawan Bee. Pangeran berperang habis-habisan, namun Bee sangat sulit untuk dikalahkan. Hempasan pedang disana sini tak mampu melenyapkan Bee. Namun, tiba-tiba saja ayah berkata,
“Tusuk jantungnya!”
Keadaan yang sudah menyudutkan Bee, membuat ia tak bisa memberikan perlawanan. Pangeran pun menusukkan pedang sakti itu tepat dijantung Bee. Perlahan-lahan tubuh Bee menghilang. Seperti asap yang takpernah kembali
“Maaf, mungkin ini yang terbaik.”
Pangeran cepat-cepat menghampiri tubuh Bunga.
“Bunga! bangunlah! Kau jangan tinggalkan diriku! Mana Bunga yang selama ini aku kenal? Yang kuat yang ceria?”, kata pengeran sambil mendekap Bunga denga erat.
“Hey, pangeran, jangan medekap ku terlalu keras! Aku bisa mati kehabisan napas!”
“Hahahhah! Bunga! Kau selamat!!”
“Aku tak mungkin meninggal secepat itu. Ahaha”
“Aku tahu dia gadis yang kuat, Mahmud. Maafkan aku yang berusaha keras mempertahankan sistem perbedaan kasta ini, nona. Dahulu kakek Mahmud adalah seekor lebah yang sangat sakti, ia memiliki kekuatan yang sangat luar biasa, ia berusaha keras menyegel Bee dalam sebuah buku agar wanita yang dikasihinya bisa lepas dari kendali Bee. Tak hanya itu, apabila Bee berhasil menjadi manusia seluruh negeri tulipilia akan hangus. KArena kekuatan kakekmu tak cukup hebat untuk mematikan Bee, ia akhirnya menyegel Bee dalam suatu buku. Suatu saat Bee mungkin akan kembali lagi.Namun ia sudah membuat penawarnya. Apabila Bee keluar, seluruh negeri tulipilia akan berubah menjadi manusia. Karena apabila para lebah berubah menjadi manusia, maka akan sulit bagi Bee untuk menghisap jiwa mereka. Namun hal itu hanya bertahan hingga delapan hari lamanya. Apabila dalam satu minggu itu Bee tidak berhasilkan mengumpulkan jiwa-jiwa itu Bee akan tersegel kembali dalam buku itu, dan seluruh negeri akan aman kembali. Tapi tak kusangka buku itu ditemukan olehmu nona. Gadis yang diramalkan oleh kakeknya Mahmud. Gadis yang akan lahir dari keluarga sederhana, yang memiliki semangat dan kekuatan yang sangat besar. Dan tak hanya itu, ia pun meramalkan bahwa anakku memiliki sebuah kekuatan jiwa yang melebihi kekuatan lebah-lebah lainnya, dan mungkin akan menjadi sasaran Bee sebagai pengwujud impiannya. Akhirnya, aku memutuskan agar diberlakukan sistem perbedaan kasta ini, agar anakku tak akan bertemu dirimu. Yang mengetahui perubahan negeri ini tak hanya dirimu nona, tapi aku juga. Aku tahu perubahan diriku menjadi manusia. Aku tahu kejanggalan kasus kematian yang terjadi selama ini. Saat itu aku mengetahui bahwa Bee telah keluar. Maka dari itu, Aku menyuruh Mahmud segera menikah dengan putri dari kasta Alia agar semua negeri aman. Agar ia tak bertemu dirimu, sehingga Bee tak akan bisa bertemu pangeran dengan mudah, dan waktu delapan hari lamanya bisa aku ulur. Tapi, takdir memang tak bisa di bantah. Saat itu kau dan Mahmud bertemu. Dan aku telat menyadari bahwa kau adalah gadis dalam ramalan tersebut. Dan Bee datang begitu cepatnya. Tapi yang lebih aku tak menyangka lagi,kau,  Mahmud mewarisi bakat kakekmu.”
“Jadi aku ini lebah ayah?”
“Menurutmu, nak?”
“Ha!? Bagaimana bisa ayah?”
“Sudahlah, besok segala perubahan ini akan kembali lagi menjadi seperti semula. Kita akan berubah kembali menjadi lebah. Tapi tak akan ada seorang pun yang mengetahui bahwa dirinya pernah menjadi manusia, hanya aku dan dirimu nona. Mahmud pun tidak. Jadi kuminta kau bisa merahasiakan ini semua karena aku tak mau terjadi keributan di negeri tulipilia.”
“Baik, baginda. Jadi bagaimana dengan perbedaan kasta di negeri tulipilia?”
“Sepertinya kau sudah tahu jawabannya”
“Terimakasih baginda”
“Tapi Ayah, jadi kenanganku selama menjadi manusia ini akan terhapuskan begitu saja ketika besok aku haru kembali bertemu dengan Bunga?”
“ya, kalau tidak seluruh lebah akan mengetahui semua kejadian aneh selama ini!”
“Jadi aku tak akan mengingat bunga kembali?”
“Cinta akan membuatmu mengenalinya kembali. Mungkin kenanganmu akan lenyap, namun tidak cintamu.”
“Baiklah sepertinya aku harus pulang Baginda, aku ingin melihat ayah dan ibuku. Mahmud! Aku pasti bisa menemukanmu kembali!”
***

Keesokan harinya matahari bersinar terang, Bunga kembali membuka matanya dan ia menyadari bahwa segalanya telah berubah, ia sudah kembali menjadi seekor lebah betina lincah yang penuh semangat. Saat itu pula, buku misterius itu tiba-tiba menghilang. Bunga baru mengetahui bahwa tulisan yang ada didalamnya adalah tulisan peninggalan nenek. Hilangnya buku itu, hilangnya Bee, membuka lembaran baru di negeri Tulipilia.
Pagi itu, masyarakat kasta Srane sangat bersuka cita karena raja telah mengahapuskan perbedaan kasta dinegeri mereka tinggal. Katanya mereka sempat bingung apa yang membuat raja tiba-tiba berubah pikiran seperti itu. Meski luka yang ditimbulkan karena penderitaan itu tak mungkin pulih secepat menghapus tulisan, namun Bunga yakin luka itu akan terobati perlahan-lahan.
Seperti biasa hari itu bunga pergi ke ladang bunga, tapi hari ini madu itu bukan untuk kasta Alia, tapi untuk dirinya sendiri. Tiba-tiba..
“Nona? Bolehkah aku meminta madu yang kau kumpulkan itu?”
“Pangeran?”
Lalu dalam hati Bunga bunga tersenyum dan berkata, betulkan? aku pasti bisa menemukanmu kembali!