Mengapa
nasibku begini? Tiap hari harus bekerja di ladang bunga, mengumpulkan madu.
Tapi tak semua madu yang kukumpulkan bisa aku nikmati!”
Sebut
saja namaku Bunga (memang namaku Bunga kok, bukannya nama samaran korban
kejahatan). Aku seekor lebah. Setiap harinya aku selalu mengumpulkan madu
bersama orang tuaku. Dari pagi hingga petang, kami mengumpulkan madu. Paling
hanya waktu makan siang kami bisa beristirahat, selanjutnya hanya kerja..
kerja.. dan kerja.. Kehidupan seperti ini memang sudah aku jalani sejak kecil,
sejak terjadi pembagian kasta di Negeri Tulipilia! Masyarakat terbagi ke dalam
dua kasta, Kasta Alia dan Kasta Srane. Memang nasib sudah bekata begini, keluargaku
tergolong ke dalam Kasta Srane. Kasta srane adalah kasta di mana lebah-lebah
pekerja termasuk, sedangkan kasta Alia adalah kasta dimana lebah-lebah
keturunan bangsawan dan yang menduduki tempat di pemerintah berada. Madu yang
telah dikumpulkan olehku dan orang tuaku harus dikumpulkan pada petugas-petugas
dari Kasta Alia. Semuanya! Tapi pengecualian kalau kebetulan penjaga yang
sedang bertugas itu baik, mereka akan menyisihkan sebagian madu itu dan akan
memberikannya untuk Kasta Srane. Memang tidak adil! Tapi memang sudah nasib
suratan takdir, lah, kok aku jadi galau gini?
Madu
yang didapatkan dari petugas-petugas itu hanya sedikit. Jadi harus makan apa
donk? Ya, aku dan keluargaku harus makan daun! Bayangin coba, sejak kapan lebah
makan daun? Dikira ulet kali.. Tapi sejak
Kasta Alia mulai berkuasa,tak ada yang tak mungkin. Kami harus bekerja
mati-matian, makan daun, dan hidup sederhana.
Suatu
hari ketika aku sedang beristirahat di rumahku yang sederhana, aku mendapatkan
surat undangan dari pemerintah. Tau ga isinya apa? Perayaan Bunga Seroja bakal
diadain seminggu lagi. Biasa aja sih.. tapi yang ini BEDA! Di Perayaan Bunga
Seroja kali ini, pangeran Negeri Tulipilia akan mencari pasangan.
“Ahh..pengen
ikut deh.. Tapi buat apa juga ahh.. cape.. ga punya baju bagus lagi.Dulu aja
nih, waktu Perayaan Bunga Seroja tahun lalu, gua cuman jadi pajangan di
festival itu.. Di sapa aja udh untung kali. Dan gua cuman ngobrol sama temen
–temen cewe gua, dikira lesbiola nanti gua! Lebih baik engga deh.” desah Bunga.
Ia
buang surat undangan itu ke lantai. Dan terbang ke ladang bunga untuk
bergantian dengan ibunya beristirahat. Ketika ibunya pulang, ia melihat surat
undangan yang jatuh itu. Lalu ibu bergegas mencari gaun peninggalan nenek, ibu
berpikir sudah saatnya Bunga memakai gaun ini,ia sudah dewasa. Petang mulai menyingsing dan Bunga kembali ke
rumahnya,
“Aku
pulang!~”
“Halo
sayang, ibu punya sesuatu untukmu”
“Apa
bu? Madu? Wahhh, sudah cape ada makanan. Manteb deh!’
“Bukan,
kamu ini pikirannya makanan melulu! Sini ibu punya gaun peninggalan nenekmu”
“Wah,,
tumben-tumbenan ibu kasih gaun ke Bunga? Emangnya ada apa?”
“Kan
seminggu lagi Festival Bunga Seroja akan dilaksanakan. Pergilah dengan
menggunakan gaun ini.”
“Ahh..
males ahh,, ga mau. Mending ibu simpen aja deh gaunnya.”
“Jangan
begitu, kamu kan sudah cukup dewasa untuk memiliki pasangan. Pergilah , siapa
tau ada pasangan yang cocok untukmu.”
“Ngapain
aku cari jodoh di Festival itu. Toh, kata pepatah jodoh itu datang sendiri
kan?”
“Ahh,,
ga gitu.. Kalo ga dicari kapan dapetnya. Yang penting kamu jangan ngobrol mulu
sama temen-temen perempuan kamu. Kalau kayak begitu siapa juga laki-laki yang
mau ngedeketin kamu?”
“Ahh..
ibu.. Oke deh aku ikut. Tapi ga janji ya bakal bawa menantu buat ibu,” kata
Bunga sambil merekahkan senyum manjanya kepada ibunya.
Bunga
masuk ke kamar sambil membawa gaun peninggalan neneknya itu.Gaun itu memang tak
terlalu mewah. Gaun berwarna pink dihiasi ornament bunga berwarna merah tua di
sekitar pinggang, dihiasi renda indah di bawah gaunnya. Sederhana, tapi
menarik. Masih bagus lagi!
“hmm..
bagus juga gaunnya.. selera nenek lumayan juga.. tapi kenapa sih ibu harus maksa
aku dateng. Emang sih aku pengen ikut.. banyak cowok ganteng. Tapi kalo nggak
ada yang ngelirik yah percuma.. Lagipula males banget ketemu anak-anak dari
kasta Alia.Udah sombong, banyak gaya, alay, hidup lagi! Ahh tapi demi ibu, gua
pergi deh.. “
Sejenak
Bunga melayangkan pandangannya ke ujung tumit kakinya. Ia melihat
pecahan-pecahan kulitnya. Kering karena terkena cahaya matahari. Lalu ia mulai
teringat kembali bagaimana kerja keras lebah-lebah dari Kasta Srane,dari yang
muda sampai giginya tinggal dua. Loh? Kok lebah punya gigi. Maksudnya sampai
yang tua. Mereka berusaha keras mendapatkan madu, karena apabila mereka tak
memberikan madu sesuai yang di tetepkan oleh Kasta Alia mereka akan dihukum.
Pemandangan seperti ini, ga jauh beda kali ya pas Bangsa Indonesia di jajah
sama Jepang. Kerja Romusa. Dan tiba-tiba sebuah ide muncul di kepala Bunga!
“Gua
tau sekarang gua mesti ngapain. Hahahah.. Gua bakal pergi ke Festival Bunga
Seroja. Gua bakal ngaku berasal dari Negeri Krisanea, anak dari saudagar kaya
di sana. Gua ke Festival ini karena penasaran doank. Gua bakal ngedeketin si
pangeran.. Bagian ini si yang gua ga suka!Abis si pangeran itu berasal dari
kasta Alia, pasti sejenis deh ama temen-temennya yang lain. Tapi nggak apa apa
deh. Nah ini ide cemerlang gua. Setelah si pangeran suka ke gua.. Ahh Ya
tuhan,,semoga si pangeran kesurupan terus milih gua. Hahahha.. Setelah itu, gua
akan pengaruhin dia, supaya dia bisa menghapuskan perbedaan Kasta di Negeri
Tulipilia. Gua bakal paksa dia bujuk babehnya buat lakuin itu semua. Udah beres
semuanya, gua bakal tinggalin tuh pangeran. Dan hidup seperti biasa lagi.
Ganteng banget ga tuh ide gua? Hahahha.. “
Setelah
terpikir idenya itu, Bunga mulai mempercantik dirinya. Mulai dari pake sun
block, supaya ga item. Nah lu katanya Kasta Srane hidupnya sederhana, tapi kok
pake sunblock? Bukan sunblock beneran chuy, tapi sunblock dari bahan alami, mau
tau? Rahasia ah. Semua dilakuin, sampai mandi bunga! Bunga pun rajin
mencari-cari info untuk mempercantik tubuh. Tanpa disengaja ketika ia membaca buku-bukunya dirumah, ia menemukan
sebuah buku kuno dalam lemarinya.
“Wih?
Ngapain ada buku kuno disini?”
Bunga
pun mulai membuka halaman buku itu satu per satu. Di halaman pertama tertulis :
“Jangan
membuka halaman kedua! Aku pernah mencobanya, dan aku harus mengorbankan
nyawaku untuk bisa memulihkan segalanya..”
Bunga
tak berani membuka lembaran kedua, ia lempar buku itu ke arah sudut kamar. Tak
lama terdengar suara bisikan kecil penuh arti. Penuh misteri. Sangat misterius.
Namun menarik perhatian.
“Kemari…
datanglah.. bukalah halaman selanjutnya.. dan kau akan mengubah dunia ini.. kau
bisa mengubah nasibmu.. datanglah..”
“Tidak
bunga! Kau tak boleh membuka buku itu!” Bunga meyakinkan hatinya, terus
meyakinkan hatinya. Namun suara itu semakin merasuk kedalam pikirannya, membuat
hatinya bimbang juga perasaannya. Sebersit perasaan muncul.
“Bukankah
tak apa kalau aku hanya membuka? Memang apa yang ada didalamnya? Tapi kalau aku
membukanya mungkin aku akan kehilangan nyawa seperti orang yang pernah membuka
buku ini.. Tapi.. aku bisa mengubah nasibku seperti yang bisikan itu bilang!
Apa salahnya!? Bukankah itu semakin membuatku lebih mudah melakukan segala
rencanaku? Hilang nyawa? Siapa yang percaya?”
Akhirnya
Bunga mencoba mengambil buku itu. Semakin dirinya mendekat, semakin pula
bisikkan itu terngiang-ngiang di seluruh sudut ruangan.
“Kemarilah..
Datang dan bukalah..”
“Kemarilah..
Datang dan bukalah..”
Tak
terasa jemari-jemari tangan Bunga yang kecil sudah memegang buku misterius itu.
Buku dengan sampul coklat tua unik yang penuh bekas telapak tangan dan debu.
Dibukanyalah halaman pertama buku itu. Tulisan peringatan orang itu masih
tertulis jelas pada kertas tua itu. Ketika hendak dibukanya halaman kedua,
tiba-tiba sebersit cahaya penuh kekuatan magis keluar dari tepi halaman buku
itu.
***
Langit
hari itu tiba-tiba berubah menjadi kelam, sangat kelam. Angin bertiup kencang,
bahkan terlalu kencang sampai rumah Pak Usmad yang terkenal paling kuat pun
roboh. Tiba-tiba cahaya ungu bercampur kelabu merebak diseluruh langit negeri
Tulipilia. Perlahan-lahan seluruh negeri mulai berubah, padang bunga berganti
menjadi bangunan-bangunan indah, istana bunga milik kasta Alia berubah menjadi
istana megah yang hebat, rumah-rumah milik kasta Srane berubah menjadi
gubuk-gubuk kecil sederhana, dan seluruh lebah yang ada di Negeri Tulipilia
berubah menjadi manusia!
***
Bunga
sangat terkejut melihat segala perubahan itu! Dan yang lebih membuat dirinya
kaget adalah sosok yang tiba-tiba ada di depan dirinya! Iya punya sayap seperti
lebah, tapi punya muka dan jemari tangan seperti manusia, dan kulit kuning
bergaris-garis hitam, bunga ga tau harus nyebut sosok itu apa. Lebah bukan.
Manusia bukan. Manusia setengah lebah? Emangnya manusia setengah salmon? Buku
karya si Raditya Dika!?
“Kamu
siapa!? Kenapa aku bisa berubah seperti ini? Bukan kamu kan yang membuat
semuanya seperti ini?”
“Hahahaha..
Tak perlu terkejut seperti itu! Namaku Bee. Buku itu yang membuat semuanya
berubah, tapi tak perlu khawatir seluruh negeri tak akan tahu bahwa mereka
berubah dan bahwa mereka adalah seekor lebah. Cuman dirimu yang tahu. Tapi
kalau kau memberitahu mereka bahwa mereka adalah lebah, seluruh negeri
Tulipilia akan hancur! Mengerti?”
“Jadi
siapa sebenarnya dirimu?”
“Bawel
banget sih. Kamu ga perlu tahu siapa aku, yang mesti kamu tahu, aku bisa bantu
kamu ngedeketin pangeran Kasta Alia, pangeran siapa namanya?”
“Masa?
Emang apa kemampuanmu? Kalo kamu ga mau kasih tau aku siapa sebenarnya diirmu,
kamu juga ga perlu tahu siapa nama pangeran itu!”
Menyebalkan
sekali lebah betina ini! Udah bagus aku mau ngebantuin!
“Aku
juga adalah seekor lebah, tapi dahulu karena ada lebah lain yang memfitnahku,
aku dikucilkan dari desa dan akhirnya aku harus dikurung dalam buku itu selama
puluhan tahun lamanya. Aku punya banyak kemampuan! Kamu Bunga, seorang gadis
dari kasta Srane, kamu sedang mencoba menyusun rencana untuk emmbebaskan kata
srane dari penderitaan dengan mendekati si pangeran dari kasta Alia, benarkan?
Ya jadi siapa nama pangeran itu?”
Bunga
pun terkejut mendengar penjelasan Bee! Iya tahu siapa diri Bunga sebenarnya dan
rencana yang bunga telah susun!!
“Masa
lalumu begitu menyedihkan, lalu apa yang membuatmu bisa berubah menjadi
setengah lebah dan manusia begini? Oh yah, nama pangeran itu, Mahmud.”
“Sudahlah aku tak mau membahas lagi tentang masa
laluku, terlalu sedih untuk diceritakan. Oleh karena itu aku ingin membantumu
agar aku bisa kembali normal dan membuktikan bahwa fitnahan dari mereka itu
salah. Hanya kamu yang dapat melihat diriku, tapi apabila kamu memberitahu
keberadaanku sekarang, aku akan lenyap dan tak ada satupun yang dapat menolongku.
Maukah kau membantuku? Aku janji, aku akan menolongmu mendapatkan Pangeran Mah..
mahh apa itu? Mahmud!?”
Ya ampun pikir Bee, nama pangeran kok Mahmud! Biasa
kan nama pangeran keren-keren, Ashley lah, Auron lah.. Mahmud?
***
Tujuh hari ternyata bukanlah waktu yang lama.
Perayaan Bunga Seroja pun dimulai. Terompet sudah berbunyi dimana-mana,
bendera-bendera kasta Alia sudah banyak berdiri di sudut-sudut bangunan,
lampu-lampu indah telah dipasang di sepanjang jalan, dan Bunga telah siap
dengan semua rencanya. Hari itu ia memakai gaun neneknya, sungguh indah! Dan
Bunga tampak sangat cantik menawan! Tapi tak mengerti mengapa Bee sangat tak
suka dengan baju itu.
“Kamu kelihatan tua banget pake baju itu!”
“ahh.. suka suka! Kok jadi kamu yang protes!”
Dalam hati Bee berpikir, “ya ampuunn! Anak itu
benar-benar menyebalkan ia sangat berbeda dengan seseorang yang pernah ku kenal
dahulu.”
“Eh Bee! Jangan melamun saja, ayo cepat kita pergi
keluar dan mencari pangeran!”
Mencari pangeran memang bukan hal yang mudah, tak
semudah menarik madu dari bunga! Pangeran sangat suit ditemukan, bahkan sampai
Bee dan Bunga lelah berjalan.
“Kemana sih tuh pangeran! Dicari-cari ga ketemu
juga, emangnya kita lagi main petak sumput apa?” kata Bunga kesal.
“Jangan nyerah donk, katanya mau ngubah nasib! Kok
gini ajah ngomel? Kalo mau cepet yah pake pelet ajah sekalian!”
“Enak aja! Aku ga mau pake yang begituan! Ya sudah
ayo kita cari lagi!”
Bunga terus berjalan demi menemui sang pangeran,
karena terlalu terburu-buru ia berjalan, tak sengaja kakinya tersandung sebuah
batu yang ada didepannya. Tubuhnya terhempas! Bee tak mampu menarik Bunga.
Namun seseorang berhasil menahan Bunga agar tidak terjatuh. Bunga jatuh kedalam
pelukan laki-laki tersebut. Tubuhnya tinggi besar sangat mengisyaratkan bahwa
ia laki-laki yang kuat. Meski begitu sentuhan jemari tanganya begitu lembut dan
menenangkan hati. Bunga langsung memalingkan wajahnya pada sesosok manusia yang
telah membuat jantungnya berdebar-debar itu.
“Pangeran!?”
“Kau
baik-baik saja?”
Bunga sangat terkejut dan cepat-cepat melepaskan
dirinya dari pelukan sang pangeran.
“Maafkan
saya pangeran. Saya sangat ceroboh tak melihat batu itu. Perkenalkan saya
Bunga, dari negeri Krisanea. Terimakasih karena anda telah membantu saya.”
“Tidak
apa-apa. Nama saya Mahmud.”
Pangeran
melontarkan senyum khasnya. Ya! Bunga sadar bahwa pangeran kasta Alia sangat
berbeda, ia jauh sekali dari anggapan Bunga selama ini. Dia tidak sombong sama
sekali, dia tidak sok gaya sama sekali, dan yang pasti dia sangat tampan! Oops,
Bunga! Kembali ke rencana awal, rencana awal!
“Nama
yang sangat indah pangeran. Kalau begitu bolehkah saya mengundang anda makan
disebuah restoran besar di ujung jalan
ini untuk membalas kebaikanmu?”
“Tak
perlu repot-repot. Terimakasih.”
“Ayolah,
tak ada salahnya pengeran menerima balas budiku?”
“Baiklah,
kalo itu yang kamu inginkan. Bagaimana kalo kedai di sebelah kita saja?”
“Oke.”
tak kusangka pangeran sesederhana ini pikir Bunga.
***
Bunga langsung berbisik kepada Bee, “Ya sekarang kemampuanmu
diuji, kalo kamu memang hebat. Sekarang kamu pergi ke kedai itu dan sediakan
aku tempat makan yang paling romantis dengan menu makanan di kedai itu.”
“Oke, oke.”
Bee memang kesal disuruh-suruh seperti itu, namun
demi membuktikan kemampuannya ia melakukan segala yang diminta Bunga. Dan Bee
benar-benar hebat! Dalam waktu sekejap sudah ada meja makan dengan dua lilin
putih menyala dan seorang pelayan yang telah siap melayani Bunga dan pangeran.
Sambil menikmati makanan dan
minuman yang dihidangkan, percakapan ringan terjadi.
“Maaf kalau pertanyaan saya lancing. Tapi, mengapa pangeran terhormat
sepertimu berjalan-jalan ditengah keramaian orang ramai dengan pakaian sederhana?
Bukankah hari ini adalah harimu? Perayaan besar Bunga Seroja yang seharusnya
kau nikmatin? Mengapa termenung sendiri seperti itu?”
“Sebetulnya aku pergi dari istana tempat kediamanku. Aku terlalu jenuh
setelah sepanjang hidupku terus berada disana. Lalu setelah ayahku memaksaku
untuk menikahi seorang gadis bangsawan negeri ini, aku semakin merasa tertekan.
Gadis itu memang baik, tapi aku tak menyukainya.”
Sang pangeran tak tahu apa yang menyebabkan kata-kata itu terlontar begitu
saja dari mulutnya. Pangeran merasa sudah sangat dekat dengan Bunga. Sesaat
sorot mata mereka berdua bertemu, dan perasaan yang sangat dalam tiba-tiba
merasuki relung hati mereka kedua, dan tiba tiba Bunga kembali sadar! Rencana
awal!
“Malang sekali nasibmu pangeran. Sungguh sulit memang memaksakan yang bukan
kehendak hati kita. Tapi pasti sungguh sangat mudah bagimu mendapatkan wanita
lain yang cocok menjadi pasangan hidupmu.”
“Kau bisa saja, tak semudah yang kau pikirkan loh! Seleraku tinggi!”
Mereka tertawa bersama. Pertemuan tak sengaja itu memang membuat rencana
Bunga semakin terlaksana dengan mudah.
“Bagaimana kalo besok aku yang gantian mentraktirmu disini, Bunga?”
“Haruskah aku berdandan dan berpakaian secantik mungkin besok?”
“Sepertinya tanpa itu pun kau sudah terlihat sangat cantik? Perayaan Bunga
Seroja masih enam hari lagi. Selama itu aku ingin engkau menemaniku utnuk
menikmati kemeriahan festival ini.”
“Baik, tuanku.”
“Panggil saja aku Mahmud.”
***
Sesampainya Bunga dan Bee di rumah, berkatalah Bunga
“Sepertinya aku tak perlu lagi meragukan kemampuanmu. Kau sangat membantuku
dalam melaksanakan segala rencana ini. Sebetulnya, aku sedikit bingung, mengapa
kau terlalu baik padaku. Kalau begitu apa yang kau minta dariku sebagai imbalan
dari segala yang kau berikan?”
“Kan udah aku bilang dari awal. Aku cuman ingin agar aku bisa meyakinkan
semua orang agar fitnah yang pernah diberikan kepadaku itu salah. Sudahlah aku
ikhlas. Tapi, ada satu yang ingin ku pinta. Bolehkah selama enam hari kedepan
aku berjalan-jalan sendiri? Seandainya kau perlu apa-apa tiuplah peluit ini.
Aku akan datang dan akan membantumu.”
“Oke baik. Tapi sebelumnya aku ingin meminta tolong padamu! Aku minta enam
gaun berbeda sekarang, agar nanti aku tak pelu menganggu jalan-jalanmu!”
“Gampang! Bisa diatur!”
***
Hari itu benar saja, pangeran telah menunggunya dikedai tempat mereka
pertama kali berbincang-bincang. Pangeran tampil lebih tampan dengan jas hitm
kulit yang dipakainya dan rambut sedikit tak teratur diatas kepalanya. Namun
yang paling berbeda adalah wajahnya, hari ini tampak jauh lebih ceria! Pangeran
tak tahu mengapa semuanya bisa terjadi begitu cepat, ia tahu bahwa ia baru
pertama kali bertemu dengan Bunga. Namun, mengapa terasa begitu berbeda. Bunga
berbeda dari semua perempuan yang telah ia temui. Dan saat itu terlambat untuk
menyadari bahwa pangeran telah jatuh cinta pada Bunga.
Selama enam hari itu mereka menjelajahi kota bersama, bermain bersama, dan
mengenal satu sama lain lebih dekat. Pada hari terakhir perayaan festival bunga
seroja..
“Enam hari ini terasa begitu cepat.”
“Apalagi kalau kau terus menghabiskan waktumu denganku, pangeran.”
“Panggil aku Mahmud”
“Iya, Mahmud. Hahaha”
“Kalau aku boleh tahu, dimana ayah dan ibumu?”
“Mereka masih di negeri Krisanea. Ada sesuatu yang aku ingin tanyakan
padamu.”
“soal apa
itu?”
“Sudah lama
aku melihat penderitaan Kasta Srane di negeri Tulipilia. Bukankah sebaiknya
kalo segala perbedaan kasta itu dihapuskan?”
“Aku pun
menyadari hal itu. Tapi ayah sangat sulit dibujuk, ayah menganggap dengan
diberlakukannya sistem ini membuat negeri Tulipilia akan tetap sejahtera.”
“Tapi kau
tak tahu betapa menderitanya kami!”
“Kami?
Bukankah kau berasal dari negeri Krisanea?”
“Maaf
maksudku mereka.”
“Tapi aku
tetap tak bisa berbuat apa-apa. Pimpinan kerajaan masih ada ditangan Ayahku.
Apalagi akhir-akhir ini ayahku sedang bingung mengurusi kasus kematian yang
janggal di negeri tulipilia.”
“Jangan
mengalihkan pembicaraanku.”
“Aku tak
bermaksud mengalihkan. Jadi kau ingin aku melakukan apa?”
“Cobalah bicara
pada Ayahmu. Mungkin untuk kedua kalinya kau bicara ia akan mengerti.”
“Baiklah
aku akan mencobanya untukmu.”
“Terimakasih,
pengeran”
***
Akhirnya malam itu Mahmud pulang ke istana menemui Ayahnya. Memang sudah
lama ia ingin mengatakan keengganannya tentang perbedaan kasta di Negeri
Tulipilia. Namun Ayah sangat sulit di mengerti, mengapa masih bersikeras
mempertahankan sistem itu.
“Ayah, bolehkah aku bicara denganmu sebentar saja?”
“Katakanlah apa yang hendak kau tanyakan?”
“Sebetulnya aku sudah lama ingin mnegusulkan hal ini padamu. Setelah enam
hari aku berjalan-jalan di Perayaaan Festival Bunga Seroja, aku melihat
perbedaan yang begitu mencolok antara Kasta Alia dan Srane. Mereka terpisah
begitu jauh dan sangat terlihat sekali perbedaan status social diantara dua
kasta itu. Tak hanya itu sudah begitu lama Kasta Srane mengalami penderitaan
karena harus bekerja untuk kita. Bukankah lebih baik kita hapuskan perbedaan
kasta ini?
“Sudah berapa kali ayah bilang bahwa perbedaan kasta itu tak bisa
dihapuskan.”
“Tapi mengapa yah? Mereka sudah cukup menderita, sampai-sampai orang dari
Negeri lain tahu bagaimana penderitaan mereka!”
“Siapa orang itu?”
“Dia adalah seorang putri, bernama Bunga dari negeri Krisanea.”
“Panggil ia menghadap Ayah besok.”
“Ayah mau berbuat apa? Bukankah aku hanya mengungkapkan usulku?”
“Tidak, Ayah hanya ingin bertemu.”
***
Keesokan harinya Mahmud bertemu Bunga ditempat biasa. Hari itu Bunga begitu
antusias ingin mengetahui apakah Mahmud berhasil atau tidak.
“Bagaimana menurut Ayahmu?”
“Ayah terlalu sulit untuk dibujuk.”
“Lalu?” Begitu sulit Bunga menutupi nada kecewa dalam kata-katanya itu.
“Ayah ingin bertemu denganmu.”
“Apa? Bagaimana bisa?”
“Pergilah saja. Ayah hanya ingin bertemu. Anggap sajalah aku ingin
memperkenalkanmu pada calom mertuamu.”
“Mertua?”
“Ya, mertua”
“……”
Bunga pun tak mampu berkata apa-apa, mengapa semua rencananya menjadi kacau
begini! Pangeran tak mampu membujuk Ayahnya, Ayahnya meminta ku datang, dan apa
katanya tadi, MERTUA? Oke, karena sudah terlanjur basah aku akan menemui
Ayahnya untuk dapat menegakkan hak kaumku, aku sudah menderita hidup seperti
ini. Tapi jadi mertua? Tak mungkin, aku hanya memperalat pangeran untuk bisa
merubah keadaan. Aku tau ia sangat baik, aku pun tau aku menyukainya, tapi
tidak aku tak akan mencintainya. Apalagi menjadi menantu dari bekas kaum Alia
nantinya. Apa itu? Sudah banyak luka dan dendam yang ditorehkan mereka di hati
kaum Srane.
“Baiklah, antarkan aku menghadap Ayahmu.”
***
“Ayah, perkenalkan ini Bunga.”
“Hormat kepada Baginda”
“Selamat datang. Mari kita duduk diruang keluarga. Pelayan siapkan minum
untuk putri bunga”
“Tak perlu repot-repot Baginda. Langsung saja kepokok permasalahan yang
ingin anda bicarakan.”
“Oke, baiklah. Apa alasanmu mencampuri urusan negeriku?”
“Ayah!?”
“Aku merasa iba melihat semua penderitaan mereka! Mengapa anda membiarkan
sistem ini tetap berlaku? Tak punya hatikah anda melihat derita mereka?” kata
Bunga tegas sedikit bercampur marah.
“Sebenarnya siapa dirimu? Siapa nama orang tuamu? Kalau kau benar seorang
anak bangsawan dari Negeri Krisanea aku pasti mengenalnya”
Aku harus jawab apa? Kalo aku menyebutkan nama orang tuaku yang asli. Pasti
baginda mengetahuinya, nenekku cukup terkenal dahulu. Lalu, apabila aku
berbohong, raja pun pasti mengetahuinya. Aku harus memanggil Bee, ia pasti tahu
apa yang harus aku lakukan.
Bunga meniup peluit yang diberikan Bee. Tiba-tiba awan gelap menyelubungi
seluruh istana! Tubuh Bee masuk kedalam tubuh Bunga! Dan sekarang Bunga ada di
bawah kendali Bee!
“Sudah berpuluh-puluh tahun lamanya aku menantikan saat-saat seperti ini!
Saat dimana aku bisa mewujudkan impianku menjadi manusia yang sesugguhnya! Hahahaha!
Dan membumihanguskan seluruh Negeri Tulipilia”
“Mahmud! Cepat pergi!”
“Tidak Ayah aku tidak akan meninggalkanmu dalam keadaan seperti ini.”
“Ayah bilang pergi!”
“tidak semudah itu tua Bangka! Kau harus melihat bagaimana jiwa anakmu akan
ku hisap! Karena anakmulah satu-satunya yang mempunya kekuatan jiwa yang lebih
banyak dari yang lainnya! Dan akan membuatku menjadi manusia seutuhnya!
Hahhahah”
“Tidak! Kau tak akan bisa melakukannya! Anakku tak akan menjadi korbanmu!”
“Tutp mulutmu! Dulu kakek anakmu itu pernah membuatku menderita karena
telah mengurungku sidalam buku itu selama berpuluh-puluh tahun! Kau mengerti?”
“Itu salahmu karena kau terlalu egois! Kau ingin mengorbankan naywa seluruh
negeri demi terwujudnya impianmu!”
“Buat apa aku menyayangi negeri ini karena kenyataan negeri ini tak pernah menghargai
kehadiranku! Dari kecil aku selalu dikucilkan dan dipandang rendah, sampai
besar pun akan tetap begitu.”
Dengan cepat pangeran mengambil pedang sakti peninggalan kakek yang
diwariskan kepadanya. Namun terlambat, tangan Bee sudah lebih dulu mencengkram
leher pangeran.Pedang pun terhempas dari tangannya. Perlahan-lahan kesaran
pangeran mulai berkurang. Tapi berbeda dengan kesadaran Bunga! Tiba-tiba
hatinya mulai berkata, Pangeran bertahanlah! Kau tak bleh mati! Saat itu Bunga
baru sadar bahwa ternyata dirinya mencintai sang pangeran, terlalu sulit
membohongi harti kecilnya! Iya berusaha keras agar mulutnya berada dibawah
kendali kesadarannya. Sangat sulit! Sulit! Melihat kekuatan Bee yang begitu
besar! Namun kekuatan cinta memnag ajaib
“Paaa… ngee..raaan.. aku tahuu.. aku telah memperalat dirimu untuk men..
da.. patkan apa yang akuu ingin..kan.. Namun apaabi…laa.. aku tak bisa
melenyapkan Bee, bukan kamu saja yang mungkin tidak ada.. tapi seluruh negeri
Tulipilia.. Tapi sekarang aku sadar.. aku sangat mencintaimu..”
Perlahan Bunga berusaha mengarahkan tangannya ke arah pedang yang terjatuh
itu.
“Tidak, tidak Bunga! kau tak boleh melakukannya! Kau harus tetap ada dalam
kendaliku!”
“Tidak Bee, aku tahu kau menderita, Tapi bukan ini pula caranya agar kau
bisa membalas dendam kepada semua negeri.”
“Kau harus tetap ada dalam kendaliku! Jangan macam-macam! Aku membutuhkan
tubuhmu untuk menghisap jiwa pangeran!!”
Tangan bunga semakin dekat dengan pedang itu, dengan sisa kekuatan yang
dimilikinya Bunga mengambil pedang itu dan menusukkannya ke dalam tubuhnya.
Namun sebelum sempat tepat tertusuk, Bee berusaha keluar dari tubuh Bunga.
Tubuh Bunga yang tenaganya sudah terkuras habis, jatuh tak sadarkan diri.
Pangeran yang ada dibatas-batas kemampuannya meraih pedang yang jatuh dan
mencoba melawan Bee. Pangeran berperang habis-habisan, namun Bee sangat sulit
untuk dikalahkan. Hempasan pedang disana sini tak mampu melenyapkan Bee. Namun,
tiba-tiba saja ayah berkata,
“Tusuk jantungnya!”
Keadaan yang sudah menyudutkan Bee, membuat ia tak bisa memberikan
perlawanan. Pangeran pun menusukkan pedang sakti itu tepat dijantung Bee.
Perlahan-lahan tubuh Bee menghilang. Seperti asap yang takpernah kembali
“Maaf, mungkin ini yang terbaik.”
Pangeran cepat-cepat menghampiri tubuh Bunga.
“Bunga! bangunlah! Kau jangan tinggalkan diriku! Mana Bunga yang selama ini
aku kenal? Yang kuat yang ceria?”, kata pengeran sambil mendekap Bunga denga
erat.
“Hey, pangeran, jangan medekap ku terlalu keras! Aku bisa mati kehabisan
napas!”
“Hahahhah! Bunga! Kau selamat!!”
“Aku tak mungkin meninggal secepat itu. Ahaha”
“Aku tahu dia gadis yang kuat, Mahmud. Maafkan aku yang berusaha keras
mempertahankan sistem perbedaan kasta ini, nona. Dahulu kakek Mahmud adalah
seekor lebah yang sangat sakti, ia memiliki kekuatan yang sangat luar biasa, ia
berusaha keras menyegel Bee dalam sebuah buku agar wanita yang dikasihinya bisa
lepas dari kendali Bee. Tak hanya itu, apabila Bee berhasil menjadi manusia
seluruh negeri tulipilia akan hangus. KArena kekuatan kakekmu tak cukup hebat
untuk mematikan Bee, ia akhirnya menyegel Bee dalam suatu buku. Suatu saat Bee
mungkin akan kembali lagi.Namun ia sudah membuat penawarnya. Apabila Bee keluar,
seluruh negeri tulipilia akan berubah menjadi manusia. Karena apabila para
lebah berubah menjadi manusia, maka akan sulit bagi Bee untuk menghisap jiwa
mereka. Namun hal itu hanya bertahan hingga delapan hari lamanya. Apabila dalam
satu minggu itu Bee tidak berhasilkan mengumpulkan jiwa-jiwa itu Bee akan
tersegel kembali dalam buku itu, dan seluruh negeri akan aman kembali. Tapi tak
kusangka buku itu ditemukan olehmu nona. Gadis yang diramalkan oleh kakeknya
Mahmud. Gadis yang akan lahir dari keluarga sederhana, yang memiliki semangat
dan kekuatan yang sangat besar. Dan tak hanya itu, ia pun meramalkan bahwa
anakku memiliki sebuah kekuatan jiwa yang melebihi kekuatan lebah-lebah
lainnya, dan mungkin akan menjadi sasaran Bee sebagai pengwujud impiannya.
Akhirnya, aku memutuskan agar diberlakukan sistem perbedaan kasta ini, agar
anakku tak akan bertemu dirimu. Yang mengetahui perubahan negeri ini tak hanya
dirimu nona, tapi aku juga. Aku tahu perubahan diriku menjadi manusia. Aku tahu
kejanggalan kasus kematian yang terjadi selama ini. Saat itu aku mengetahui
bahwa Bee telah keluar. Maka dari itu, Aku menyuruh Mahmud segera menikah
dengan putri dari kasta Alia agar semua negeri aman. Agar ia tak bertemu
dirimu, sehingga Bee tak akan bisa bertemu pangeran dengan mudah, dan waktu
delapan hari lamanya bisa aku ulur. Tapi, takdir memang tak bisa di bantah.
Saat itu kau dan Mahmud bertemu. Dan aku telat menyadari bahwa kau adalah gadis
dalam ramalan tersebut. Dan Bee datang begitu cepatnya. Tapi yang lebih aku tak
menyangka lagi,kau, Mahmud mewarisi
bakat kakekmu.”
“Jadi aku ini lebah ayah?”
“Menurutmu, nak?”
“Ha!? Bagaimana bisa ayah?”
“Sudahlah, besok segala perubahan ini akan kembali lagi menjadi seperti
semula. Kita akan berubah kembali menjadi lebah. Tapi tak akan ada seorang pun
yang mengetahui bahwa dirinya pernah menjadi manusia, hanya aku dan dirimu
nona. Mahmud pun tidak. Jadi kuminta kau bisa merahasiakan ini semua karena aku
tak mau terjadi keributan di negeri tulipilia.”
“Baik, baginda. Jadi bagaimana dengan perbedaan kasta di negeri tulipilia?”
“Sepertinya kau sudah tahu jawabannya”
“Terimakasih baginda”
“Tapi Ayah, jadi kenanganku selama menjadi manusia ini akan terhapuskan
begitu saja ketika besok aku haru kembali bertemu dengan Bunga?”
“ya, kalau tidak seluruh lebah akan mengetahui semua kejadian aneh selama
ini!”
“Jadi aku tak akan mengingat bunga kembali?”
“Cinta akan membuatmu mengenalinya kembali. Mungkin kenanganmu akan lenyap,
namun tidak cintamu.”
“Baiklah sepertinya aku harus pulang Baginda, aku ingin melihat ayah dan
ibuku. Mahmud! Aku pasti bisa menemukanmu kembali!”
***
Keesokan harinya matahari bersinar terang, Bunga kembali membuka matanya
dan ia menyadari bahwa segalanya telah berubah, ia sudah kembali menjadi seekor
lebah betina lincah yang penuh semangat. Saat itu pula, buku misterius itu
tiba-tiba menghilang. Bunga baru mengetahui bahwa tulisan yang ada didalamnya
adalah tulisan peninggalan nenek. Hilangnya buku itu, hilangnya Bee, membuka
lembaran baru di negeri Tulipilia.
Pagi itu, masyarakat kasta Srane sangat bersuka cita karena raja telah
mengahapuskan perbedaan kasta dinegeri mereka tinggal. Katanya mereka sempat
bingung apa yang membuat raja tiba-tiba berubah pikiran seperti itu. Meski luka
yang ditimbulkan karena penderitaan itu tak mungkin pulih secepat menghapus
tulisan, namun Bunga yakin luka itu akan terobati perlahan-lahan.
Seperti biasa hari itu bunga pergi ke ladang bunga, tapi hari ini madu itu
bukan untuk kasta Alia, tapi untuk dirinya sendiri. Tiba-tiba..
“Nona? Bolehkah aku meminta madu yang kau kumpulkan itu?”
“Pangeran?”
Lalu dalam hati Bunga bunga tersenyum dan berkata, betulkan?
aku pasti bisa menemukanmu kembali!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar